Tambahan Jadwal KRL Jogja-Solo Diperpanjang hingga 28 Februari 2021

Supriyanto, Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi (Daops) VI Yogyakarta - rri.co.id
Supriyanto, Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi (Daops) VI Yogyakarta - rri.co.id

Pada tanggal 15 Februari 2021 lalu, KAI Commuter menambah KRL Yogyakarta-Solo yang berlaku selama tiga hari. Ternyata, pengoperasian dua jadwal tambahan ini diperpanjang hingga tanggal 28 Februari 2021 mendatang, yakni Solo-Yogyakarta pukul 15.32 WIB dan relasi Yogyakarta-Solo pukul 17.10 WIB.

Dengan penambahan jadwal perjalanan tersebut, KAI Commuter mengoperasikan 22 perjalanan KRL Yogyakarta-Solo setiap hari. Selain itu, KAI Commuter juga tetap mengoperasikan rangkaian dengan jumlah kereta atau stamformasi (SF) terdiri atas delapan kereta berkapasitas 592 orang dan rangkaian KRL SF empat kereta berkapasitas 296 orang.

“Alasan penambahan jadwal tersebut untuk memenuhi kebutuhan KRL. Untuk hari-hari kerja, sementara ini jadwal tersebut sudah mencukupi dan bisa menerapkan protokol jaga jarak,” papar Manajer Humas DAOP 6 Yogyakarta, Supriyanto. “Untuk akhir pekan, biasanya jumlah pengguna lebih tinggi dan kami terus melakukan evaluasi kebutuhan para pengguna KRL.”

Sementara itu, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, menerangkan bahwa KAI Commuter berkomitmen untuk menjalankan KRL dengan tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan pengguna KRL. diminta memahami dan mengikuti aturan terkait protokol kesehatan, antara lain memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Untuk memaksimalkan upaya jaga jarak, KAI Commuter membatasi kapasitas pengguna yaitu 74 orang per kereta dengan melakukan antrean penyekatan di bila kondisi padat. Ikuti markah yang ada di stasiun maupun di dalam KRL sebagai pedoman posisi untuk duduk maupun berdiri. Para pengguna KRL yang ingin mengetahui jadwal, posisi kereta, dan pantauan kepadatan di stasiun, dapat dilihat melalui KRL Access.

“Kami juga terus melakukan sosialisasi untuk berbagai aturan tambahan di dalam KRL selama masa pandemi ini antara lain tidak berbicara secara langsung maupun melalui sambungan telepon,” kata Anne. “Hal ini untuk meminimalkan kemungkinan penyebaran Covid-19 melalui droplet atau cairan yang keluar dari mulut dan hidung.”