Jakarta – Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dan PT Waskita Karya (WSKT) akhirnya menandatangani adendum kontrak pembangunan prasarana kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT) Sumatera Selatan senilai Rp 10,9 triliun, turun dari kontrak pagu Rp 12,5 triliun. LRT tersebut rencananya digunakan untuk mendukung aktivitas Asian Games 2018.
“Waktu awal Waskita Karya membuat penawaran design and build (rancang dan bangun), jadi diambil pagu Rp 12,5 triliun, kemudian dievaluasi oleh SMEC didapat Rp 10,9 triliun dilaporkan ke Pak Menteri, disetujui untuk dikontrakkan,” ungkap Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono.
Menurutnya, keseluruhan biaya itu baru dibayarkan usai pembangunan LRT sepanjang 23,4 km ini rampung pada Juni 2018 mendatang. Di samping itu jika pembayaran lewat dari tenggat waktu, maka pemerintah bersedia membayar bunga 5% per tahun. “Pada saat rapat dengan Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan Kemhub, disepakati ada kebijakan bunga 5 persen per tahun kalau pembayarannya telat,” imbuhnya.
Untuk tahun ini, pemerintah telah memiliki alokasi dana Rp 2 triliun untuk proyek LRT tersebut, namun masih belum dibayarkan ke pihak Waskita Karya. Saat ini pembangunan fisik prasarana LRT yang dimulai dari Oktober 2015 lalu telah mencapai 34%. “Kita optimistis akan selesai sesuai target dan bisa menyukseskan penyelenggaraan Asian Games 2018,” tuturnya.
Ruang lingkup pembangunan LRT Sumsel mayoritas berupa jalur layang, 13 stasiun, fasilitas operasi (termasuk 9 gardu listrik), dan 1 depo berkapasitas 14 rangkaian masing-masing terdiri dari 3 kereta. Sedangkan kapasitas kereta sebanyak 180-250 penumpang yang nantinya akan dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Pihak Kementerian Perhubungan rencananya akan menetapkan tarif untuk LRT tersebut agar tak melebihi Rp 5.000. “Maksimal Rp 5.000 karena kalau dijual Rp 10.000 itu laku apa enggak, kita juga harus menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Nantinya akan diberikan subsidi dari negara tapi ini masih dalam proses besarannya,” kata Prasetyo.