JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memastikan bahwa tarif KRL Jabodetabek tidak akan naik selama periode mudik Lebaran 2022, yakni masih tetap Rp3.000 untuk 25 km pertama dan Rp1.000 untuk setiap 10 km berikutnya. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan tarif akan dinaikkan setelah Hari Raya Idul Fitri, menantikan keputusan selanjutnya.
“Saya kira soal tarif, Insya Allah tidak ada kenaikan untuk saat ini. Masih normal atau tidak diterapkan di hari raya,” ujar Direktur Operasi dan Pemasaran KCI, Wawan Ariyanto, dalam acara Ngabuburit bersama KCI pada Senin (18/4) kemarin. “Sampai hari ini, tarif KRL masih merujuk pada Peraturan Menteri Perhubungan No. 17/2018, yakni Rp3.000 untuk 25 km pertama dan Rp1.000 untuk 10 km berikutnya.”
Sementara itu, mengenai kenaikan, menurut penjelasan Wawan, memang belum direalisasikan dan masih dibahas soal ability to pay (kemampuan membayar atau ATP) serta willingness to pay (WTP). Sebelumnya, tarif KRL saat ini sebesar Rp3.000 dinilai terlalu rendah. “Namun, apakah nanti akan naik ke Rp5.000. juga belum diputuskan dalam waktu dekat,” sambung Wawan.
Pada awal tahun 2022 lalu, sempat tersiar kabar bahwa tarif KRL Jabodetabek akan dinaikkan dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 untuk 25 km pertama, sedangkan tarif 10 km tetap Rp1.000. Selain ATP dan WTP, penyebab lain munculnya ide menaikkan tarif KRL adalah harga tiket transportasi kereta tersebut sudah tidak mengalami kenaikan selama lima tahun terakhir. Subsidi yang dilakukan pemerintah pun cukup besar. Biaya operasional yang ditetapkan KCI adalah Rp14.981, sedangkan penumpang cukup membayar Rp3.000.
“Wacana kenaikan tarif KRL didasari adanya alasan yang kuat. Penetapan besaran tarif juga bukan sembarangan,” jelas juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, dilansir dari Inews. “Sekali lagi, ada juga kajian dan survei yang telah dilakukan. Angka yang nanti akan diketok palu pun bukan angka yang muncul secara tiba-tiba. Itu angka hasil survei, hasil kalkulasi, dan konsultasi kepada pakar.”
Sementara itu, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, menuturkan bahwa masalah tarif harus terus dikaji karena KRL tidak mungkin tidak mengembangkan layanan. Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang terus dikaji KAI Commuter, misalnya terkait pengadaan KRL baru dan mengganti KRL yang lama. “Pemerintah juga harus memikirkan semua kebutuhan untuk dua hingga sepuluh tahun mendatang,” katanya.
Leave a Reply