
Tarif parkir inap di Stasiun Purwokerto lagi-lagi dikeluhkan masyarakat. Tarif progresif yang dikenakan PT KAI DAOP 5 Purwokerto dinilai terlalu mahal. Padahal seharusnya, tarif parkir inap tidak memberatkan penumpang kereta api, khususnya yang berasal dari daerah yang lokasinya jauh dari stasiun.
Seperti diketahui, saat ini tarif parkir inap di Stasiun Purwokerto dihitung progresif per jam Rp1.000 untuk kendaraan roda dua dengan tarif awal Rp2.000 untuk satu jam pertama. Sementara untuk kendaraan roda empat, satu jam pertama dikenakan tarif Rp4.000 dan Rp2.000 untuk jam berikutnya.
Salah satu pengguna jasa parkir inap, Hanif Acep, mengaku keberatan dengan sistem tarif progresif tersebut. “Saya sebenarnya mendukung transportasi publik dan sering menggunakan sarana kereta api serta biasanya menitipkan kendaraan di stasiun,” katanya.
“Namun pertama kali dalam sejarah, kendaraan menginap di stasiun dikenakan tarif Rp1.000 per jam,” sambungnya. “Jadi selama tiga hari, saya harus mengeluarkan uang Rp72.000 hanya untuk parkir.”
Selain tarif parkir inap, Hanif juga mengeluhkan konsumsi di kereta yang juga tergolong mahal. “Nasi di atas kereta api Rp23.000. Tidak semua rakyat bisa mengaksesnya,” sambungnya.
Mengenai pemberlakuan tarif parkir progresif, Humas PT KAI DAOP 5 Purwokerto, Surono, menjelaskan bahwa kebijakan ini dilakukan untuk menekan angka kendaraan yang menginap. Pasalnya, kondisi lahan parkir di Stasiun Purwokerto sudah terbatas sehingga saat ini diprioritaskan untuk parkir antar-jemput penumpang.
“Itu memang bukan lahan parkir untuk menginap, karena sangat terbatas,” jelasnya. “Pada beberapa momen, sejumlah kendaraan tidak bisa masuk karena lahan parkir terbatas dan banyak lahan yang termakan untuk kendaraan yang menginap.”
Namun ke depannya, ditambahkan Surono, pihaknya akan mempertimbangkan kebutuhan parkir inap masyarakat, salah satunya dengan mencari lahan parkir baru. “Nanti jika sudah ada lahan parkir, tarifnya akan disesuaikan,” tutupnya.