JAKARTA – Muhammad Nasir, Direktur Konstruksi PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, mengatakan, dalam pembangunan MRT Jakarta teknologi kereta yang digunakan akan disesuaikan dengan Kereta Rel Listrik (KRL) milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Hal ini bertujuan untuk memudahkan integrasi antara MRT Jakarta dan KRL commuter line.
Menurut Nasir, lebar sepur atau jarak antar rel kereta MRT adalah 1,067 milimeter, angka ini sama dengan jarak antar rel KRL. Tidak sebatas itu, peralatan listrik yang menunjang tenaga rangkaian juga dibuat sama dengan peralatan yang digunakan KRL.
“Sengaja kami buat sama, supaya kalau nanti ada stasiun KRL yang bisa digunakan bersama dengan MRT, sudah cocok,” jelas Nasir kepada metronews, Jumat (11/10/2013).
Jalur MRT sendiri rencananya akan dibuat ganda sehingga pergerakan kereta lebih lancar. Dengan sistem jalur ganda tersebut, jalur MRT Jakarta bisa dilewati oleh dua gerbong secara bolak-balik.
“Jadi jalurnya langsung dua track,” ujar Nasir.
Sementara itu, Ignatius Jonan, Direkur Utama PT KAI, mengatakan kemungkinan besar kerjasama antara PT MRT Jakarta dan PT KAI sangat terbuka. Kerjasama dua perusahaan tersebut antara lain penggunaan stasiun dan jalur kereta.
“Jadi bisa berupa penggunaan lahan bersama, tetapi ini masih dibicarakan,” ungkap Jonan.
Saat ini, konstruksi fisik MRT jurusan Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia mulai dibangun. Dimulai dari pengerjaan sipil untuk jalur layang dan jalur bawah tanah MRT.