Pemkot Surabaya terus memantapkan rencana pembangunan Angkutan Masal Cepat (AMC). Pemkot Surabaya dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai menyurvei rel yang akan menjadi jalur utama proyek angkutan masal cepat (AMC).
Yang sementara disurvei adalah jalur trem yang tidak difungsikan sejak lama. Selain itu, pemkot membahas proyek tersebut dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Menurut Sekretaris Kota (Sekkota) Hendro Gunawan di gedung DPRD kemarin, yang sudah disurvei adalah jalur rel utara–selatan. Di antaranya, trem rute Diponegoro– Pandegiling–Tugu Pahlawan serta Darmo–Tugu Pahlawan.
Survei bakal dilakukan di semua jalur trem yang saat ini sudah tidak difungsikan. “PT KAI sudah punya peta jalur itu,” katanya. Beberapa jalur yang mati sejak lama adalah Jalan Semarang– Pasar Turi–Ujung. Ada juga Wonokromo–Jembatan Merah yang dulu disebut-sebut sebagai jalur paling sibuk. Rencananya, jalur-jalur itu difungsikan untuk AMC kawasan utara–selatan.
“Soal penambahan jalur lain, akan ada pembebasan lahan oleh pemkot dan PT KAI,” ujarnya. Sejauh ini, yang belum fixed adalah pendanaan proyek AMC. Sebelumnya, Pemkot Surabaya membahasnya bersama Bappenas. Namun, Wali Kota Tri Rismaharini belum memastikan detail estimasi anggaran total proyek prestisius tersebut. Dia hanya memastikan program itu dimulai tahun depan. “Sejauh ini dana yang sudah siap Rp 125 miliar. Rencananya untuk trem,” kata Risma.
Dia menjelaskan, proyek angkutan masal tersebut sudah masuk dalam RKP (rencana kerja pemerintah). Dana yang disepakati sampai saat ini mencapai Rp 2 triliun. “Tapi, itu untuk tahap pertama,” kata mantan kepala badan perencanaan pembangunan kota (bappeko) tersebut.
Pejabat kelahiran Kediri itu menyatakan, hingga kini pihaknya belum bisa memastikan anggaran total proyek tersebut. Selain perhitungannya belum selesai, pemkot masih harus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) serta PT KAI soal pembagian tugas. Ter masuk, kata Risma, mempelajari sistem penganggaran multiyear (tahun jamak). “Tidak mungkin proyek ini dianggarkan satu tahun saja,” tegasnya.
Sejauh ini hitung-hitungan AMC memang masih kasar. Berdasar perhitungan awal, dibu tuhkan total Rp 8,8 triliun. Sementara itu, dari pertemuan pemkot dengan pimpinan PT KAI, dana yang tersedot untuk pembangunan trem diperkirakan Rp 2,2 triliun.
Kebutuhan dana sangat besar lantaran pemkot juga mengalokasikan anggaran untuk membangun depo trem. Namun, estimasi itu bisa berkurang menjadi Rp 600 miliar–Rp 800 miliar jika trem menggunakan milik PT KAI.
Sejumlah kalangan di DPRD berharap proyek tersebut benarbenar dikaji lebih detail. Jangan sampai nanti pembangunan moda angkutan itu menimbulkan masalah lain. Sesuai dengan rencana, proyek AMC berkonsep kereta dalam kota yang menggunakan trem. Nanti trem membelah Surabaya dari selatan ke utara. Yakni, di mulai dari Terminal Joyoboyo di selatan berlanjut ke Jalan Raya Darmo, terus ke utara sampai tembus Jalan Kombespol M. Duryat. Ada pula jalur yang mengarah ke Jalan Kedungdoro hingga Pasar Blauran dan tembus Bubutan serta Pasar Turi. (ris/c5/dos/jawapos)