Jakarta – Walaupun masa pandemi virus corona (Covid-19) belum berakhir, rupanya minat masyarakat untuk bepergian dengan moda transportasi kereta api saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) masih cukup tinggi. Selama masa angkutan Nataru 2020/2021, PT Kereta Api Indonesia (KAI) berhasil menjual lebih dari 573.000 tiket KA perjalanan jarak jauh.
“Secara keseluruhan, selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2021 yaitu 18 Desember 2020 sampai dengan 6 Januari 2021, total 573.310 tiket kereta api jarak jauh telah terjual,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus, seperti dilansir Kompas.
Menurut data PT KAI, puncak arus mudik Tahun Baru 2021 berlangsung pada tanggal 30 Desember 2020 dengan jumlah sebanyak 33.529 penumpang KA jarak jauh. Jumlah tersebut naik 30% bila dibandingkan sehari sebelumnya, di mana terdapat 25.831 penumpang KA jarak jauh. “Pada periode 18 Desember 2020 s.d 2 Januari 2021, KAI telah menjual 512.165 tiket yang dilayani melalui total 1.685 perjalanan KA Jarak Jauh,” imbuh Joni.
Kemudian pada 2 Januari 2020, KAI menjual 32.729 tiket kereta api jarak jauh. Sedangkan pada hari Minggu, 3 Januari 2021 terjadi kenaikan sebesar 21% menjadi 39.082 tiket kereta jarak jauh. “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk mempersiapkan perjalanan pada arus balik libur Tahun Baru ini dengan baik mulai dari pemesanan tiket, rapid test antigen, hingga kelengkapan lainnya agar perjalanan Anda menyenangkan,” tutur Joni.
Pihak KAI sendiri menyediakan layanan rapid test antigen dengan harga Rp105 ribu. Pemeriksaan tersebut bisa dilakukan di 29 stasiun, yakni Stasiun Gambir, Pasar Senen, Bandung, Kiaracondong, Cirebon, Cirebon Prujakan, Jatibarang, Semarang Poncol, Semarang Tawang, Tegal, Purwokerto, Kutoarjo, Kroya, Kebumen, Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Madiun, Jombang, Kediri, Kertosono, Blitar, Mojokerto, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, Malang, Sidoarjo, Jember, dan Ketapang.
Selain itu, Joni juga mengingatkan supaya penumpang sebaiknya melakukan rapid test antigen di stasiun setidaknya H-1 jadwal perjalanan kereta api. Hal tersebut dilakukan guna menghindari keterlambatan apabila rapid test antigen dilakukan pada hari keberangkatan. “Kami memastikan seluruh pelanggan yang naik kereta api telah memiliki surat rapid test antigen dengan hasil negatif baik dari stasiun maupun instansi kesehatan lainnya yang kredibel,” tutupnya.