Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan adanya penurunan jumlah pemudik dengan pesawat pada pelaksanaan mudik Lebaran tahun 2019. Sementara itu, jumlah penumpang kereta api justru mengalami peningkatan.
Ketua Harian Posko Angkutan Lebaran Kemenhub, Eddy Gunawan menjelaskan bahwa kondisi ini tampak dari pantauan mudik nasional yang berlangsung sejak H-7 sampai H+1 Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah. “Per hari ini, memang terjadi perubahan-perubahan pergerakan penumpang,” kata Eddy di Kemenhub, Jakarta, Jumat (7/6), seperti dilansir Viva.
Lebih lanjut Eddy menuturkan, kenaikan jumlah pengguna kereta api sementara berada di angka 6,48%. Sementara itu, jumlah penurunan penumpang pesawat sementara berada di angka 36% jika dibandingkan dengan musim mudik tahun 2018 lalu. “Untuk kereta api, pada H+2 saja (Kamis 6 Juni 2019), kenaikannya 0,41 persen dibanding 2018,” papar Eddy.
Eddy merinci, penurunan penumpang pesawat di Jambi antara 20-25%, di Ambon juga turun 35,68%, dan di Yogyakarta anjlok sebesar 20%. Meski demikian, Eddy mengaku belum dapat memastikan apakah penyebab penurunan jumlah penumpang pesawat ini karena mahalnya harga tiket atau bukan. “Fenomena (penurunan) ini masih kami pelajari,” ucap Eddy.
Pasalnya, Eddy juga mengakui adanya penurunan penumpang di moda transportasi darat seperti bus. Sejak H-7 Lebaran sendiri jumlah penumpang bus pun menurun hingga 47%. “Asumsi kita (penumpang pesawat terbang beralih) ke kendaraan pribadi atau ke kereta. Kalau kereta itu kita dapat data kumulatif ya naik sekitar 6,48 persen. Jadi, terlihat ada perpindahan penumpang yang beralih ke kereta api dan angkutan pribadi. Kalau pribadi masih kami lihat data peningkatannya,” sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Posko Harian Udara Agustono pun menuturkan bahwa penurunan jumlah penumpang pesawat kemungkinan diakibatkan oleh tingginya animo masyarakat yang ingin mencoba infrastruktur Trans Jawa dan Trans Sumatra. Alasan lain pun diduga karena mahalnya harga tiket pesawat yang membuat masyarakat berdaya beli rendah akhirnya beralih ke jalur darat supaya tetap dapat mudik Lebaran.
“Harga tiket (pesawat), infrastruktur yang ada sudah lancar, terutama Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah bagus. Dengan nilai tiket yang daya beli masyarakat tidak dapat terpenuhi, maka alternatifnya mereka gunakan transportasi darat dan angkutan laut,” pungkas Agustono.