Rabu siang kemarin (3/9) pejabat Dirjen Perkeretaapian Kemenhub mendiskusikan kelanjutan proyek AMC bersama tim pemkot di ruang sidang balai kota. Seusai pertemuan tertutup tersebut, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwi Atmoko mengungkap alokasi anggaran yang disediakan pemerintah pusat untuk pembiayaan AMC. Menurut dia, alokasi dana untuk AMC berbentuk trem itu sementara hanya Rp 127 miliar. Padahal, proyeksi anggaran AMC tersebut diperkirakan Rp 8,8 triliun.
Namun, Hermanto beralasan kucuran dana itu masih bersifat awal. Sebab, sejauh ini proyek AMC baru rencana. Nah, dari alokasi dana Rp 127 miliar itu, nanti Rp 123 miliar digunakan untuk biaya konstruksi dan Rp 4 miliar untuk biaya DED. “Proyek ini memang multiyears. Trem dulu, baru dua tahun lagi monorel,” jelas Hermanto. Hingga sekarang, lanjut dia, yang mengurusi pembuatan DED itu belum disepakati, apakah pemkot atau pemerintah pusat.
Sebelum semua pekerjaan itu dimulai, Dirjen Perkeretapian juga meminta satu syarat lagi yang harus dipenuhi. Yakni, surat perintah dari presiden kepada Dirjen Perkeretapian untuk membantu Pemkot Surabaya dalam proyek AMC. “Karena sebenarnya angkutan kota itu tanggung jawab kota bersangkutan,” sambung Hermanto.
Lebih lanjut Hermanto mengatakan, proyek AMC baru bisa berjalan bila sudah ada surat perintah dari presiden. Saat ini pihaknya bersama pemkot berusaha mendapatkan surat itu. Proyek AMC tersebut memang salah satu ide besar pemkot untuk mengurai kemacetan di dalam kota setelah rencana tol tengah kota urung. Bentuk AMC itu akan dibagi dalam dua moda yang berbeda. Koridor selatan-utara yang dimulai dari Stasiun Joyoboyo-Jalan Raya Darmo hingga Tanjung Perak akan menggunakan trem. Jalur barat-timur dengan rute Lidah Kulon-Keputih akan menggunakan monorel dengan dibangun elevated.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Iman Sonhaji memastikan bahwa pada rapat sebelumnya, memang ada kesanggupan mengalokasikan anggaran Rp 400 miliar. Agus menyebutkan, pemkot jelas tidak bisa mengutak-atik anggaran yang dialokasikan Kemenhub untuk proyek AMC itu.
Di tempat berlainan, Pakar Tata Kota Haryo Sulistyarso berharap pemerintah serius untuk mewujudkan proyek AMC itu di Kota Surabaya. Sejauh ini, dia menilai proyek-proyek besar yang melibatkan pusat memang kerap kali tidak sesuai harapan. “Kalau Rp 400 miliar itu setidaknya bisa sedikit bernafas. Lha kalau Rp 127 miliar ini namanya megap-megap,” ujarnya.