
Pasuruan – Guna memberi rasa aman dan nyaman pada masyarakat, terutama untuk pengendara yang melintasi perlintasan kereta api tanpa palang pintu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya menjalin kerja sama dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan, Satlantas Polres Pasuruan, dan sejumlah stakeholder untuk menggelar acara bertajuk Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api pada Jumat (3/5) di Kecamatan Rembang.
“Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api ini dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Nur Setiawan Sidik, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian Timur yang mewakili Humas Daop 8 Surabaya, seperti dilansir SuaraJatimPost.
Dalam kesempatan tersebut, KAI dan Dishub Kabupaten Pasuruan akan menambah atau memasang tanda rambu peringatan di tiap perlintasan tak berpalang pintu dan sirene, sekaligus menempatkan petugas jaga perlintasan. Selain itu, KAI juga akan memasang palang pintu di jalan raya yang mempunyai tingkat kendaraan tinggi.
“Salah satu contoh ada di jalan raya Bangil-Sukorejo dan jalan masuk wilayah Yonkav Beji. Namun pemasangan palang pintu yang diusulkan tersebut akan terealisasikan pada tahun 2020 mendatang, saat ini untuk menekan angka kecelakaan akan kami tempatkan petugas terlebih dahulu di setiap perlintasan tanpa palang pintu,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan Heri Yitno juga mengungkapkan bahwa dari keseluruhan perlintasan KA di Kabupaten Pasuruan, terdapat 72 titik dan 35 titik yang tak berpalang pintu. “Dari hasil rapat evaluasi antara kami pihak PT. KAI, Satlantas Polres Pasuruan dan Polresta Pasuruan. Kami mengapresiasi langkah pengamanan perlintasan KA yang dilakukan oleh PT KAI yakni menempatkan petugas jaga perlintasan tanpa palang pintu. Hal ini akan mengurangi tragedi kendaraan tertabrak KA,” kata Heri.
Tak hanya di Pasuruan, gerakan serupa ternyata juga dilakukan KAI di kawasan Tebing Bantaian, Desa Panang Jaya Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muaraenim. Gerakan ini ditandai dengan pemasangan sejumlah rambu peringatan di perlintasan sebidang antara jalan dengan jalur kereta api.
“Besar harapan kami kiranya para stakeholder juga dapat membantu mengadakan rambu-rambu dan dapat berperan mengurangi perlintasan liar yang ada di masing-masing wilayah. Karena tanpa bantuan para stakeholder dalam penataan perlintasan tidak akan terwujud dalam meningkatkan keselamatan di perlintasan kereta api,” tutur Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumbagsel Sugianto.