Februari 2021, KRL Yogyakarta-Solo Mulai Beroperasi

Wiwik Widayanti, Direktur Utama KCI - megapolitan.kompas.com
Wiwik Widayanti, Direktur Utama KCI - megapolitan.kompas.com

– PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan melakukan uji coba operasional KRL Jogja-Solo pada tanggal 20-31 Januari 2021 mendatang secara terbatas dengan instansi pemerintahan dan stakeholder terkait. Untuk sosialisasi KRL Yogyakarta-Solo, pihak KAI Commuter juga mengajak masyarakat naik dalam uji coba KRL Jogja-Solo dengan Rp1 saja.

“10 Februari mendatang baru akan berjalan secara komersial. Saat ini konstruksi fisik sudah 91,75%,” tutur Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya, seperti dilansir CNBC Indonesia. Kemudian, uji coba dengan masyarakat umum akan dilaksanakan pada 1-9 Februari 2021.

“Tanggal 1 Februari masyarakat dapat mengikuti uji coba, tarifnya Rp1, yang pasti harus memiliki tiket seperti yang tadi disebutkan seperti KMT (Kartu Multi Trip), kartu-kartu bank, Commuterpay. Bagi ponsel android dapat menggunakan NFC untuk melakukan pengecekan KMT melalui KRL Access,” imbuh Direktur Utama KCI Wiwik Widayanti.

Lebih lanjut Wiwik menuturkan, uji coba sekaligus sosialisasi tersebut dilakukan supaya para pengguna dapat mengetahui bahwa KRL berbeda dengan KRD (kereta rel diesel), baik dari sisi komersial, dan operasional KRL tersebut.

KRL Yogyakarta-Solo ini nantinya akan melayani 11 stasiun, yakni Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Prambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan Solo Balapan. Frekuensi perjalanan KRL Jogja-Solo adalah 20 perjalanan per hari dengan waktu tempuh 58 menit. “Beberapa stasiun yang kita buka kembali jadi selama ini tidak ada angkutan penumpang dengan adanya KRL ini akan dibuka kembali,” ungkap Wiwik.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1385 Tahun 2020 tentang Penetapan Grafik Perjalanan Tahun 2021, layanan KA di relasi Stasiun -Stasiun Solo Balapan akan dikenai Rp8.000.

Putu memaparkan, panjang jalur kereta dari Yogyakarta-Solo tersebut mencapai 60 km dengan biaya investasi mencapai Rp1,2 triliun. Multi rai sebenarnya telah ada sejak tahun 1994 yang menjadi jalur kereta Prambanan Ekspres (Prameks). Tetapi, butuh pekerjaan modifikasi elektrifikasi untuk menjadi lintasan KRL.