Upaya Cegah Hilangnya Kartu Single Trip, PT KAI Tambah Petugas dan Tutup Jalan ‘Tikus’

Jakarta – Sepekan lebih setelah diberlakukannya tarif progresif dan e-ticketing untuk pengguna Commuter Line sudah sekitar 700ribu kartu yang . Karena hal ini terjadi, pihak sudah menyiapkan beberap cara untuk terus mengurangi kartu yang hilang. Mulai dari menambah petugas yang berjaga di setiap stasiun di wilayah hinggan menutup semua jalan ‘tikus’ hingga jalan ‘gajah’. PT Kai berupaya untuk membuat para keluar melalui mesin gate.

Menurut Direktur Utama (KAI) Ignasius Jonan, langkah pertama yang akan dilakukan pihak PT KAI adalah dengan menambah petugas di setiap stasiun. Petugas ditambah untuk meminimalisasi kesalahan yang dilakukan penumpag sehingga tidak mengembalikan kartu Single Trip.

Selain itu penambahan petugas ini dilakukan untuk memberikan sosialisai terhadapa penumpang tentang penggunaan kartu. Sehingga tidak ada lagi penumpang tidak tertib dalam penggunaan kartu.

Jumlah petugas yang akan ditambah tidak ditentukan. Tetapi jumlahnya akan merata di setiap stasiun. Karena jumlah karu Single Trp yang hilang merata di setiap stasiun.

Penambahan jumlah petugas ini bukan hanya Cuma pembicaraan saja tetapi pihak PT KAI akan segera merealisasikannya. Dan petugas ini akan mengarahkan para penumpang untuk keluar melalui mesin gate tidak melalui jalan ‘tikus’.

“Akan ada tambahan petugas di lapangan. Berapapun jumlahnya pokoknya kita akan tambah,”jelas Dirut KAI kepada detikcom.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan petugas adalah penutupan jalan ‘tikus’. Penutupan jalan ini akan dipercepat hingga 2 bulan kedepan. Pihaknya berharap 2 bulan kedepan jalan ‘tikus’tersebut tidak dapat ditemukan lagi.

Anggaran yang dibutuhkan pihak PT KAI untuk menutup jalan tersebut hanya sekitar puluhan juta saja ungkap Dirut PT KAI.

Dengan adanya penertiban ini, diminta kesadaran dari penumpang untuk menaati yang diberlakukan oleh petugas dan pihak PT KAI.

 

Tentang Mirza Pratiwi 347 Articles
Kontributor berita, berasal dari Madiun: pusat pengembangan industri kereta api di Indonesia. Saat ini sedang menyelesaikan studi Teknologi Informasi di Universitas Negeri Malang. Penulis yakin bahwa masalah transportasi di Indonesia akan lebih baik jika difokuskan pada pembangunan sistem transportasi masal.