
MAKASSAR – Presiden yang akan datang diyakini sangat serius untuk pendidikan dan kesehatan gratis. Diharapkan, alokasi anggaran untuk dua sektor tersebut tercover melalui APBN. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang. Ditemui Harian FAJAR di Kantor Gubernur, Kamis (14/08).
Diungkapkan Agus, setiap tahun pemprov Sumsel mengalokasikan anggaran sebesar Rp600 miliar dalam APBD untuk pendidikan dan kesehatan gratis. “Tahun depan, jika dua sektor ini dibebankan pada APBN, tentu kita punya anggaran yang cukup untuk dialihkan ke proyek infrastruktur,” katanya.
Senada dengan Agus, Abdul Latief, Plt Sekprov Sulsel, mengatakan jika persoalan anggaran pada beberapa proyek infrastuktur sudah menjadi komitmen pusat. Pemprov sendiri hanya dalam batas menyiapkan lahannya. “Proyek tidak mungkin sebatas dicanangkan, tetapi harus didorong agar bisa dinikmati masyarakat,” tambah Abdul Latief.
Walau mengaku sedikit ragu soal kepastian anggaran, namun menurut pendapatnya, langkah yang dilakukan pemprov sudah tepat dengan menggaungkanya melalui seremoni groundbreaking. “Kalau terus digaungkan, tentu pemerintah pusat akan memberikan perhatian. Selanjutnya, ini harus terus didorong agar menjadi agenda nasional yang harus direalisasikan,” tutur kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Sulsel, Agustinus Appang, kemarin.
Dalam acara groundbreaking, Deputi Bappenas telah memberikan kepastian untuk memperjuangkan anggaran demi terlaksananya proyek kereta api tersebut. Hal inilah yang membuat jajaran Pemprov Sulawesi Selatan makin semangat untuk berkerja menyiapkan lahan untuk pembangunan jalur Makassar-Parepare.
Tahap pembangunan pertama Trans-Sulawesi adalah 34 kilometer dari Barru-Pangkep, lalu 50 kilometer Pengkep-Maros hingga 146 kilometer dari Makassar-Parepare. Diproyeksikan operasional KA Trans Sulawesi dimulai tahun 2017.
Lebih Unggul dari Jalur Rel di Jawa
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoto meyakinkan bahwa jalur KA Trans-Sulawesi dapat dilalui kereta dengan kecepatan tinggi hingga 200 kilometer per jam. Hal itu akan membuat rel kereta api di Trans-Sulawesi lebih unggul dari yang sudah ada di Jawa. “Jadi relnya mampu dilalui 200 kilometer per jam. Kita bangun untuk 100 tahun kedepan, kalau di Jawa kan udah tidak bisa di apa-apakan,” ujar Hermanto di Jakarta, Rabu (13/08).
Diungkapkan Hermanto, rel KA di Jawa hanya bisa dilalui kereta dengan kecepatan maksimal 120 Km/jam. Sedangkan kelebihan lainnya, jalur KA Trans-Sulawesi dibangun double track sehingga penggunaannya bisa langsung terasa bagi distribusi barang ataupun orang.