Setelah KA Matarmaja, Lokomotif Livery Vintage Hadir di Tiga Kereta Ini

Kereta Api Matarmaja - jalancerita.com
Kereta Api Matarmaja - jalancerita.com

Setelah tampil pada KA Matarmaja relasi Jakarta- PP, (PT KAI) juga akan menghadirkan livery vintage pada lokomotif KA Tawang Alun, KA Sri Tanjung, dan KA Progo. Melalui livery vintage ini, PT KAI berharap masyarakat akan semakin mengenal panjang perkeretaapian di Indonesia.

“Siap-siap ya, lokomotif livery vintage akan menyapa pelanggan KA Tawang Alun, Sri Tanjung, dan Progo nih,” tulis PT KAI dalam Instagram resminya. “Lokomotif livery vintage akan berdinas di KA Tawang Alun relasi Malang Kota Lama-Ketapang tanggal 16 November 2021, KA Sri Tanjung relasi Ketapang-Lempuyangan tanggal 17 November 2021 dan KA Progo relasi Lempuyangan-Pasar Senen tanggal 18 November 2021.”

Sebelumnya, livery vintage telah hadir di lokomotif KA Matarmaja relasi Pasar Senen-Malang. KA Matarmaja saat itu berangkat dari Pasar Senen (KA 282) pada hari Sabtu tanggal 13 November 2021, pukul 10.20 WIB. Kemudian, dari Stasiun Malang (KA 281), bertolak pada hari Minggu tanggal 14 November 2021, pukul 09.25 WIB.

Lokomotif livery vintage sendiri sempat digunakan PT KAI selama 38 tahun pada 1953 hingga 1991. Livery itu pertama kali digunakan pada lokomotif diesel pertama di Indonesia, yaitu CC 200, kemudian PT KAI mengaplikasikan pada lokomotif CC 201 83 31 milik Dipo Semarang Poncol. Untuk pengecatannya sendiri, dilakukan di bengkel lokomotif milik PT KAI, yaitu Balai Yasa Yogyakarta.

Hadirnya kembali livery vintage ini merupakan hasil kolaborasi antara PT KAI dengan komunitas pencinta . Sebagai informasi, lokomotif CC 201 memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif yang dapat melaju dengan kecepatan 120 km per jam ini memiliki dua bogie, dengan masing-masing bogie memiliki tiga gandar penggerak dengan total enam motor traksi. Spesifikasi tersebut membuat lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.

“Dihadirkannya lokomotif dengan livery vintage ini adalah wujud adaptasi dan apresiasi PT KAI agar semakin dekat dengan masyarakat,” papar Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo. “ kereta api sebagai salah satu moda yang sudah ada di Indonesia sejak 1864 harus terus kita jaga dan kembangkan. Mari bersama-sama membangun peradaban baru bagi masyarakat Indonesia dalam bertransportasi.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*